Monday, June 16, 2014

Studi Kasus Data Flow Diagram Pada Perusahaan Avis Indonesia

Perusahaan Avis Indonesia memiliki sistem rental mobil yang melibatkan pelanggan. Pelanggan akan mengisi formulir saat menyewa mobil. Kemudian, Formulir dibawa ke kantor. Setelah proses verifikasi selesai, informasi mengenai mobil dan supir akan dikirimkan lewat sistem, beserta dengan catatan penyewaan mobil sebelumnya kepada pelanggan. Dalam meningkatkan service-nya, Perusahaan Avis ingin meningkatkan kualitas sistem penyewaan yang telah ada. Berikut beberapa hal yang ingin ditingkatkan dalam sistem: data pelanggan yang tersimpan dengan baik sehingga perusahaan dapat mengontrolnya, pengisian formulir penyewaan mobil dapat dilakukan secara online, serta menciptakan efisiensi waktu, kinerja, usaha, dan biaya.  Perusahaan Avis Indonesia menggunakan beberapa metode dalam menciptakan desain sistem, yaitu dengan process design flowchart untuk pemilik dan manager, dan Data Flow Diagrams (DFD) dari sistem penyewaan mobil.

Berikut merupakan flowchart dari sistem penyewaan mobil di Perusahaan Avis Indonesia:

Dari flowchart dapat kita lihat bahwa terdapat tiga peran (objek) yang terlibat dalam sistem, yaitu pelanggan, Manager Operasional, dan Pemilik. Pertama pelanggan memverifikasi data dirinya, apakah ia sudah menjadi member atau belum, jika sudah maka ia dapat langsung mengisi form lalu setelah itu menyimpan formulir pada sistem. Kemudian Manager Operasional memastikan catatan penyewaan mobil beserta informasi mobil dan supir, setelah itu data dikirim ke pemiliki untuk diproses dan membuat report approval.

Setelah melihat flowchart sistem penyewaan mobil, kita melihat Data Flow Diagrams di Perusahaan Avis Indonesia:



Etika Sistem Informasi dan Aturan Representasi Data

Teori-teori mengenai etika sistem informasi pertama kali dijelaskan oleh Luciano Floridi dan teman-temannya. Aturan informasi, termasuk hukum privasi dan kekayaan intelektual, guna memperoleh manfaat dari teori yang koheren dan komprehensif mengenai etika sistem informasi. Jurnal ini menggambarkan bagaimana etika sistem informasi berlaku untuk doktrin hukum, dengan memeriksa pertanyaan hukum yang terkait dengan kepemilikan dan kontrol dari representasi data pribadi, termasuk foto-foto, avatar game, dan profil konsumen, yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Representasi data tersebut merupakan jenis data pribadi untuk menegaskan entitas informasi. Etika sistem informasi bertujuan untuk membawa koherensi hukum, selanjutnya mengartikan teori etika sistem informasi akan juga perlu dilakukan.

Sumber: Information system ethi cs and the law of data representations Oleh Dan L. Burk

Analisis Perbandingan antara Model Management dan Relational Database Management

Database management software digunakan untuk membuat suatu database, sedangkan model management system (atau modeling system, modeling environment) merupakan software yang digunakan untuk memfasilitasi pengembangan, penyimpanan, pembaruan, manipulasi, dan pengontrolan yang secara efektif dalam suatu organisasi. Model management membutuhkan usaha yang lebih untuk mencapai hasil yang signifikan.
            Model management pertama kali dibuat oleh Will, kemudian oleh Sprague dan Watson. Jurnal mereka membahas tentang persamaan model management system dengan database management system. Sejak saat itu, banyak penelitian yang menbahas mengenai database management system. Sebagai contoh, Blanning dan Choobineh menggunakan pendekatan model relasi. Dolk membahas relasi IDRS untuk merepresentasikan struktur model. Desai menggunakan tipe spesial dari database management system yang disebut extensible database system sebagai penyimpanan dan manipulasi model (data).

             Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan paralel utama antara model management dan database management, dan untuk menyediakan dorongan agar penelitian dapat mengembangkan manajemen sistem informasi yang terintegrasi dengan baik. Selain itu, jurnal ini juga dapat mengidentifikasi cara-cara untuk mengembangkan teknik manajemen database sehingga dapat mengingkatkan kinerja model management. Hal ini juga bertujuan agar cross-fertilization dari model management dan database management dapat berperan dalam pengembangan sistem permodelan berbasis komputer.

Sumber : Comparative analysis of model management and relational database management Oleh Yao-Chuan Tsai

Aliran Data Aljabar Sebagai Spesifikasi Formal dari Data Flow Diagram

Data Flow Diagrams (DFD) merupakan sebuah teknik dasar yang mewakili struktur suatu sistem. DFD juga merupakan bagian yang penting dari keseluruhan metodologi sistem analisis struktur seperti SSADM dan Yourdon, sebuah pendekatan yang berorientasi pada objek. Selain itu, DFD juga dikenal sebagai metodologi desain, misalnya diagram struktur yang digunakan oleh Yourdon dapat dianggap sebagai dasar dari DFD. Diagram struktur merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan struktur perangkat keras dan komunikasi dalam suatu sistem. Proses diagram tersebut kemudian digunakan untuk menggambarkan sistem paralel (message-passing).
Oleh karena DFD begitu banyak digunakan, maka DFD menjadi sangat penting dan harus memiliki sistem spesifikasi formal terutama dalam situasi dimana desain aspek keamanan menjadi aspek yang kritikal sehingga memerlukan penalaran tentang perilaku sistem untuk membangun kepercayaan secara formal. untuk menunjukkan bagaimana peraturan yang mengatur topologi DFD dalam metodologi tertentu dapat mengembalikan dan mendefinisikan DFD, seperti menentukan semantik dari DFD, menyediakan kerangka kerja yang dapat menghasilkan spesifikasi formal untuk DFD.
Beberapa pendekatan sejauh ini hanya berfokus pada spesifikasi proses dalam komponen individual. Masalah dari pendekatan tersebut adalah ketika mereka digunakan untuk kasus yang sederhana dimana aliran data terjadi secara berurutan (sequencing) sehingga pengolahan dapat diprediksi. Mereka tidak memprediksi permasalahan yang lebih kompleks. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah urutan (sequencing) ini, baik menggunakan non-deterministic model maupun activation logic untuk mengaktifkan urutan yang mungkin ditentukan dari pola-pola aliran data. Dalam setiap kasus, akar permasalahannya adalah berasal dari DFD itu sendiri, yaitu diagram tidak memberitahukan cara bagaimana proses perlu diaktifkan untuk menangani input aliran data atau bagaimana cara menghasilkan output aliran data.
Gambaran DFD ditunjukkan dalam Figure 1 (yang menggunakan versi sederhana dari notasi SSADM, proses ditampilkan sebagai persegi). Gambar tersebut tidak menunjukkan indikasi urutan (sequencing) dari aliran data tertentu, namun cara input dan output individu dalam proses akan sangat berkaitan. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kedatangan suatu data dalam sebuah pesan akan menghasilkan satu data keluaran dan metodologi digunakan untuk mengintepretasi kondisi tersebut. 

Sumber : Dataflow Algebras as Formal Specifications of Data Flow Diagrams Oleh A. J. Cowling

Manajemen Resiko Dalam Sistem Informasi : Konsep Utama dan Proses Bisnis

Proses bisnis merupakan bagian penting dari manajemen resiko pada sistem informasi. Terdapat sejumlah besar proses bisnis dalam sebuah perusahaan. Semakin besar perusahaan makan akan semakin kompleks proses bisnis. Beberapa contoh proses bisnis meliputi: pemasaran, penjualan, hutang, piutang, pemesanan, akuntansi, pembayaran bank, cash management, produksi, internet. Setiap contoh proses bisnis selanjutnya dapat dibagi menjadi banyak sub-proses. Jika sebuah perusahaan memiliki ratusan sistem informasi dan proses bisnis 'run' dalam sistem tersebut, maka terdapat jaringan yang sangat kompleks dalam proses bisnis tersebut, hubungan antara internal dan eksternal, kontrol, sistem informasi, keamanan, data, informasi, perangkat keras, prosedur manual, dokumen, kebijakan, model, metode, manusia, efisiensi penggunaan IS, bangunan, dan lain-lain. Semua hal tersebut merupakan bagian dari Manajemen Resiko pada sistem informasi.


Sumber: InformationSystems Risk Management Key Concepts and Business Processes Oleh  Dr. Thomas Finne

Kansei Engineering Pada E-commerce Kacamata di Malaysia

Sistem aplikasi Kansei Engineering untuk menggambarkan elemen desain yang dapat menghasilkan daya tarik bagi para konsumen e-commerce. Dengan melakukan prosedur Kansei Engineering Tipe 1, 30 Kansei Words dengan sampel produk dianalisis dengan menggunakan analisa multivariat. Kansei Words dipilih dengan menggunakan FA dan PCA sementara elemen desain yang terkait dengan Kansei Words ditentukan oleh analisis PLS.
Pada studi ini, subyek penelitian kami adalah penduduk Malaysia dengan usia 18-34 tahun. Hasil dari penelitian ini adalah kacamata dengan light color, half frame. Kacamata dengan warna biru, orange, dan kuning juga lebih atraktif.

Secara keseluruhan, hasil yang penulis berikan dalam peneltian ini adalah bagaimana penggunaan Kansei Engineering dalam industri kacamata secara online dapat memberikan penambahan nilai untuk memahami keinginan konsumen. Penulis memahami bahwa melakukan Kansei Engineering secara manual akan sangat menghabiskan biaya dan waktu. Oleh karena itu, penulis menggunakan URANUS dalam membantu peneliti dalam proses pengumpulan data. Peneliti berharap kedepannya para pemain industri e-commerce dapat menggunakan Kansei Engineering untuk dapat memberikan penambahan nilai bagi para konsumen.

Sumber: Kansei engineering for e-commerce sunglasses selection in Malaysia Oleh Ngip Khean Chuana*, Ashok Sivajia, Mizhanim Mohamad Shahiminb, Nursyakinah Saadb